Selasa, 03 Januari 2012

PeriLaku AntisosiaL Pada Anak


Perilaku Antisosial
Anak yang tidak patuh
Kepatuhan: melakukan apa yang diminta orang lain.
Anak-anak (usia 2 – 3 tahun) telah memiliki keinginannya sendiri sehingga menjadi hal yang berat bagi baginya ketika harus melakukan apa yang disuruh orang lain (ortu/ guru), suka ataupun tidak suka.
Diminta ðanak menolaknya = dipersepsi orang dewasa sebagai tanda anak sudah berani membantah, sulit diatur, tidak patuh lagi.
Karakteristik
          The passive resistan type ð diam atau menghindari perintah dengan cara pasif, melaksanakan tapi setengah hati.
          The openly defiant type ð menolak secara langsung dengan verbal atau bahkan dengan tantrum.
          The spiteful type of noncompliance ð melakukan yang sebaliknya dari yang diperintahkan (seperti diminta diam malah berteriak).
Penyebab
          Kurang disiplin, terlalu permisif
          Disiplin yang sangat keras
          Disiplin yang tidak konsisten
          Orangtua dalam keadaan stress dan konflik
          Anak dalam kelelahan,lapar, sakit, atau sedang ada tekanan emosional.
Penanganan
          Beri kesempatan anak membuat aturan
          Menciptakan pola asuh authoritative ð aturan yang dikombinasikan dengan cinta dan alasan yang jelas dan cara menyampaikan dapat diterima anak.
          Responsive ð ketika anak membutuhkan kita (guru/ orangtua) maka siap ada untuk dia. Sebab, semakin sering kita menolak maka semakin sering anak menolak instruksi kita (hukum rciprocity/ sebab akibat).
          Memberi contoh/ model yang baik.
Temper Tantrum
Temper Tantrum ð mengeluarkan amarah yang hebat untuk mencapai maksudnya
(e-smartschool)
Suatu letupan amarah anak yang sering terjadi pada usia 2 sampai 4 tahun di saat anak menunjukkan kemandirian dan sikap negativistiknya. Perilaku ini seringkali disertai dengan tingkah yang akan membuat oranglain semakin jengkel, seperti menangis dengan keras, berguling-guling di lantai, menjerit, melempar barang, memukul-mukul, menyepak-nyepak, dan sebagainya. Bahkan pada anak yang lebih kecil, diiringi pula dengan muntah atau kencing di celana.
Temper Tantrum
Merupakan ekpresi kemarahan yang sangat kuat, yang lepas kontrol, yang disertai dengan perilaku-perilaku seperti menangis, menjerit, menghentakan kaki dan tangan ke tanah, serta agresif (memukul, menendang).
Berarti Temper Tantrum Negatif?
Pada dasarnya perilaku temper tantrum memiliki aspek positif.
Mengapa?
Tantrum merupakan suatu cara mempertahankan diri ketika anak berada dalam keadaan frustasi, diganggu, atau ketika sesuatu dari miliknya diambil. Dalam hal ini, temper tentrum merupakan ‘release’ yang tentu saja akan lebih baik daripada keadaan pasif. Respons kemarahan yang dikeluarkan mungkin lebih sehat daripada memendam masalah (Rini Hildayani, 2009)
Temper Tantrum akan menjadi masalah serius
Bila temper tantrum menjadi cara pemecahan masalah favorit bagi anak untuk memperoleh keinginannya (setiap menginginkan sesuatu maka anak akan menunjukkan temper tantrum).
Jenis Temper Tantrum
          Manipulative tantrum F terjadi bila tidak memperoleh apa yang diinginkan, dan berhenti apabila keinginannya dituruti.
          Verbal frustasi tantrum F terjadi ketika anak tahu apa yang ia inginkan tetapi tidak tahu bagaimana cara menyampaikan keinginnya secara jelas.
          Temperamental tantrum F terjadi ketika tingkat frustasi anak mencapai tahap yang sangat tinggi, anak menjadi sangat tidak terkontrol, sangat emosional. Anak akan sangat merasa lelah dan kecewa. Walaupun mereka nampak tidak meminta tolong, tetapi sesungguhnya mereka sangat membutuhkannya.
Apa Penyebabnya?
Disebabkan karena anak belum mampu mengontrol emosinya dan mengungkapkan amarahnya secara tepat. Tentu saja hal ini akan bertambah parah jika orang tua tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada anaknya, dan tidak bisa mengendalikan emosinya karena malu, jengkel, dan sebagainya.
Beberapa penyebab konkrit yang membuat anak mengalami Temper Tantrum
          Anak terlalu lelah, sehingga mudah kesal dan tidak bisa mengendalikan emosinya.
          Anak gagal melakukan sesuatu, sehingga anak menjadi emosi dan tidak mampu mengendalikannya. Hal ini akan semakin parah jika anak merasakan bahwa orang tuanya selalu membandingkannya dengan orang lain, atau orang tua memiliki tuntutan yang tinggi pada anaknya.
          Jika anak menginginkan sesuatu, selalu ditolak dan dimarahi. Sementara orang tua selalu memaksa anak untuk melakukan sesuatu di saat dia sedang asyik bermain, misalnya untuk makan. Mungkin orang tua tidak mengira bahwa hal ini akan menjadi masalah pada si anak di kemudian hari. Si anak akan merasa bahwa ia tidak akan mampu dan tidak berani melawan kehendak orang tuanya, sementara dia sendiri harus selalu menuruti perintah orang tuanya. Ini konflik yang akan merusak emosi si anak. Akibatnya emosi anak meledak.
          Pada anak yang mengalami hambatan dalam perkembangan mentalnya, sering terjadi Temper Tantrum, di mana dia putus asa untuk mengungkapkan maksudnya pada sekitarnya.
Yang paling sering terjadi adalah karena anak mencontoh tindakan penyaluran amarah yang salah pada ayah atau ibunya. Jika Anda peduli dengan perkembangan anak Anda, periksalah kembali sikap dan sifat-sifat kita sebagai orangtua.
Beberapa cara sederhana menangani anak usia dini tantrum
  1. Memahami dan mengerti jenis tantrumnya yang terjadi:
          Pada Manifulative tantrum
F ignorin (mengabaikan) seperti untuk tidak melihat ke arah anak, dan tetap tenang dengan melakukan aktivitas kita (guru).
F time out seperti anak tadi di tempatkan di pojok ruangan/ ke tempat yang lebih tenang lalu katakan “kamu boleh bergabung, bila kamu dapat mengendalikan kemarahanmu” atau “untuk sementara kamu diam dulu di sini, sampai kamu berhenti berteriak-teriak”.
          Pada verbal frustation tantrum
F membantu anak mengenali apa yang dia rasakan. Kemudian membantunya untuk memecahkan masalahnya. contoh: anak tantrum dengan melemparkan puzzlenya dan mengacak-acak meja dsb. Kemudian katakan padanya “kamu kelihatan sangat marah dan membanting potongan puzzle itu, apa karena potongan itu tidak bisa masuk dengan pas?” Jika ia memjawab “iya” maka  katakan “coba kamu balik, mungkin potongannya bisa masuk dengan pas…” Tapi kalau tebakan kita salah (anak malah berteriak “bukaaaaaann!”) maka bantu ia untuk menceritakan masalahnya.
          Pada temperamental tantrum
F membantu anak tantrum jenis ini adakalanya kita membutuhkan ahli untuk menanganinya. sebagai guru, harus bisa membedakan antara mengontrol kemarahan yang dialami anak dalam menginginkan sesuatu atau kemarahan sebagai rasa frustasi yang menunjukkan ekspresi kesalahan dalam mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Cari cara terbaik untuk mengatasi tantrum tsb. Lakukan secara konsisten dan tidak cepat menyerah (sebab adakalanya membutuhkan waktu yang lama/ berbulan-bulan sampai menemukan hasil yang positif).
2.     Mencatat hal-hal yang menjadi penyebab tantrumnya:
dengan mengetahui hal atau situasi yang mungkin menjadi penyebab anak berperilaku tantrum, diharapkan dapat dilakukan antisipasi. Misalnya anak cenderung tantrum bila merasa lapar, terlalu lelah, dan terlalu terstimulasi. Maka kita (guru) berhati-hati untuk menghindarkan dari kondisi tersebut.

3.    Mencoba untuk mengendalikan diri
Walaupun tidak mudah untuk selalu mengontrol rasa frustasi kita (guru) dan terkadang tertekan akibat tantrum anak, tetapi perlu diketahui sesungguhnya tantrum si anak cukup menakutkan baginya. Jika siana merasa gurunya juga lepas kontrol, maka anak semakin ketakutan. Usahakan beri waktu diri kita untuk rileks, menenangkan diri dan menjaga rasa frustasi dan kemarahan. Caranya: berjalan-jalan sejenak, mengambil napas panjang beberapa saat. Guru akan melihat perbedaannya, akan lebih dapat berpikir jernih dan mengambil cara terbaik untuk menghadapi tantrum anak.

4.    Jangan berargumentasi atau menjelaskan tindakan kita kepada anak yang tantrum:
5.    Jangan memberi reward kepada anak yang tantrum:
6.     Hindari penggunaan obat
anak harus belajar mengontrol emosinya dan harus belajar menjelaskan keinginannya melalui kata-kata.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Trimksih
Dngn adx artikel in z jd tbantu mnyelesaikn tugas kuliah z ttg anak bprilaku anti sosial
Trmakasihhhhh :-)

Unknown mengatakan...

Yrimksih Sangat membantu menyelesaikan tugas kuliah 👍👍

Posting Komentar