Kamis, 05 Januari 2012

Peran Guru dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak Didik.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan, figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan, terutama yang menyangkut persoalan pendidikan fomal disekolah. Hal itu tidak dapat disangkal, karena lembaga pendidikan formal adalah dunia kehidupan guru. Sebagian besar waktu guru ada disekolah, sisanya ada dirumah dan dimasyarakat.
Dalam interaksi edukatif yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakkannya. Interaksi yang bertujuan itu  disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik kepada anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang peranan guru dan bagaimana guru mempengaruhi prestasi belajar anak didik.

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.  Untuk memenuhi tugas individu yang diasuh oleh Bapak Drs. Syaiful Bahri Djamarah.
2.  Untuk menambah wawasan tentang peran guru dan hubungannya dengan prestasi belajar anak didik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Makna Guru

Bila ditelusuri secara mendalam proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah di dalamnya terjadi interaksi antara berbagai komponen pengajaran. Komponen itu dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. Interaksi antara ketiga komponen utama melibatkan sarana dan prasarana, seperti metode, media, dan penataan lingkungan tempat belajar, sehingga tercipta situasi belajar mengajar yang memungkinkan terciptanya tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.
Menurut Drs. Syaiful Bahri Djamarah (2005: 33) Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di mesjid, di surau, di rumah, dan sebagainya.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik.  Dengan demikian, guru yang memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, setidaknya menjalankan tiga macam tugas utama, yaitu (Drs. H. Muhammad Ali, 1987: 4-10)

1.  Merencanakan
Perencanaan yang dibuat merupakan antisipasi dan perkiraan tentang apa yang akan dilakukan dalam pengajaran, sehingga tercipta suatu situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan yang diharapkan. Perencanaan ini meliputi:
Ø Tujuan apa yang hendak dicapai.
Ø Bahan pelajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan.
Ø Bagaimana proses belajar mengajar yang akan diciptakan oleh guru agar siswa mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Ø Bagaimana menciptakan dan menggunakan alat untuk mengetahui atau mengukur apakah tujuan itu tercapai atau tidak.

2.  Melaksanakan pengajaran
Pelaksanaan pengajaran selayaknya berpegang pada apa yang tertuang dalam perencanaan. Namun situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses belajar mengajar itu sendiri. Oleh sebab itu, guru sepatutnya peka terhadap berbagai situasi yang dihadapi, sehingga dapat menyesuaikan pola tingkah lakunya dalam mengajar dengan situasi yang dihadapi.situai pengajaran itu sendiri banyak dipengaruhi oleh faktor guru, siswa, kurikulum, dan lingkungan.

3.  Memberikan balikan
Menurut Stone dan Nielson, balikan mempunyai fungsi untuk membantu siswa memelihara minat dan antusias siswa dalam melaksanakan tugas belajar. Salah satu alasan yang dikemukakan adalah bahwa belajar itu ditandai oleh adanya keberhasilan dan kegagalan. Bila hal ini diketahui oleh siswa akan membawa dampak berupa hadiah dan hukuman. Suatu hadiah sebagai dampak dari keberhasilan yang dicapai dapat menjadi penguat terhadap hasil belajar, sedangkan suatu hukuman sebagai dampak dari kegagalan dapat menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan.
Upaya memberikan balikan harus dilakukan secara terus menerus. Dengan demikian minat dan antusias siswa dalam belajar selalu terpelihara. Upaya itu dapat dilakukan dengan jalan melakukan evaluasi. Hasil evaluasi itu sendiri harus diberitahukan kepada siswa agar mereka dapat mengetahui letak keberhasilan dan kegagalannya.

Guru adalah figur seorang pemimpin. Guru adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik. Guru mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap dan dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan Negara.
Guru memiliki banyak tugas baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.
Tugas guru sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi.
Tugas kemanusiaan salah satu segi dari tugas guru. Sisi ini tidak bisa guru abaikan, karena guru harus terlibat dengan kehidupan dimasyarakat dengan interaksi sosial. Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik. Dengan begitu anak didik dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanan sosial.

Didalam melaksanakan proses belajar mengajar, guru dituntut untuk memiliki berbagai keterampilan yang berkaitan dengan jawaban terhadap suatu pertanyaan, yakni bagaimana menyelenggarakan pengajaran yang dapat mengantarkan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Pertanyaan tersebut menuntun kepada terpenuhinya berbagai persyaratan yang perlu dimiliki oleh seorang guru sehingga dapat melaksanakan tugas dengan berhasil. Persyaratan itu meliputi:

v Penguasaan materi pelajaran
Materi pelajaran merupakan isi pengajaran yang dibawakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sulit dibayangkan bila seorang guru mengajar tanpa menguasai materi pelajaran. Bahkan lebih dari itu, agar dapat mencapai hasil yang lebih baik guru perlu menguasai bukan hanya sekedar materi tertentu yang merupakan bagian dari suatu mata pelajaran saja tetapi penguasaan yang lebih luas terhadap materi itu sendiri dapat menuntun hasil yang lebih baik.
Penguasaan materi secara baik yang menjadi bagian dari kemampuan guru, biasanya merupakan tuntutan pertama dalam profesi keguruan. Jadi, yang menjadi ketentuan adalah bahwa guru harus menguasai apa yang akan diajarkan, agar dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman belajar yang berarti kepada siswa.


v Kemampuan menerapkan prinsip-prinsip psikologi
Prinsip-prinsip psikologi yang biasanya merupakan hasil penelitian para ahli, menjelaskan kepada kita tentang tingkah laku manusia dalam berbagai konteks. Menagjar pada intinya berkaitan dengan proses mengubah tingkah laku. Agar memperoleh hasil yang diinginkan secara baik, perlu menerapkan prinsip-prinsip psikologi, terutama yang berkaitan dengan belajar.

v Kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar
Kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajar merupakan salah satu persyaratan utama seorang guru dalam mengupayakan hasil yang lebih baik dari pengajaran yang dilaksanakan. Kemampuan ini memerlukan suatu landasan konseptual dan pengalaman praktek.

v Kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai situasi baru
Secara formal maupun profesional tugas guru sering kali menghadapi berbagai permasalahan yang timbul akibat adanya berbagai perubahan yang terjadi di lingkungan tugas profesionalnya. Kemampuan menyesuaikan diri dengan berbagai pembaharuan pada dasarnya muncul seiring dengan adanya sikap positif untuk mau meningkatkan diri dalam karir profesionalnya. Sikap ini dapat muncul bila guru memiliki kecakapan yang memadai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, sehingga perubahan yang terjadi di lingkungan profesinya tidak terlalu mengejutkan, bahkan guru yang bersangkutan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan atau situasi baru yang dihadapi.

B. Peran Guru

Peranan yang diharapkan dari guru adalah:

ü Korektor
Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai buruk. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum anak didik masuk sekolah. Koreksi yang harus guru lakukan terhadap sikap dan sifat anak didik tidak hanya disekolah, tetapi diluar sekolahpun harus dilakukan.

ü Inspirator
Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Guru harus memberikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.

ü Informator
Sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru.

ü Organisator
Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya. Semua diorganisasikan sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.

ü Motivator
Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Peranan guru sebagai motivator sangat penting dalam interaksi edukatif, karena menyangkut esensi pekerja mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.

ü Inisiator
Dalam perannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam dalam pendidikan dan pengajaran. Guru harus menjadikan dunia pendidikan, khususnya interaksi edukatif agar lebih baik dari dulu. Bukan mengikuti terus tanpa mencetuskan ide-ide inovasi bagi kemajuan pendidikan dan pengajaran.

ü Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik.

ü Pembimbing
Kehadiran guru di sekolah adalah untuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya.

ü Demonstrator
Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha membantunya dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak didik.

ü Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif. Maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal dikelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar didalamnya.

ü Mediator
Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikandalam berbagai bentuk dan jenisnya. Guru sebagai mediator dapat juga diartikan penyedia media.


ü Supervisor
Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran.

ü Evaluator
Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik. Sebagai evaluator, guru tidak hanya menilai produk tetapi juga menilai proses.

C. Kompetensi Guru

Dalam proses interaksi belajar mengajar guru adalah orang yang memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pelajaran. Dalam mentransfer pengetahuan kepada siswa diperlukan pengetahuan atau kecakapan atau keterampilan seorang guru. Disinilah kompetensi dalam arti kemampuan mutlak diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Kompetensi berasal dari bahasa inggris, yakni “competence” yang berarti kecakapan, kemampuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan sesuatu. Kalau kompetensi berarti kemampuan atau kecakapan, maka hal ini berarti erat kaitannya dengan pemilikan pengetahuan, kecakapan atau keterampilan sebagai guru.
Untuk menjalankan tugasnya, seorang guru perlu memiliki kepribadian, menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai dasar kompetensi. Bila guru tidak memiliki kepribadian, tidak menguasai bahan pelajaran dan cara-cara mengajar, maka guru gagal menunaikan tugasnya, sebelum berbuat lebih banyak dalam pendidikan dan pengajaran. Oleh  karena itu, kompetensi mutlak dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan atau keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan. Dengan demikian, kompetensi guru berarti memiliki pengetahuan keguruan, dan memiliki keterampilan serta kemampuan sebagai guru dalam melaksanakan tugasnya.


D. Macam-macam Kompetensi Guru

Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, selain memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, ia juga harus dapat memahami dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Di dalam proses interaksi belajar mengajar, guru minimal memiliki dua modal dasar yakni, kemampuan mendesain program dan keterampilan mengkomunikasikan-nya kepada siswa.
Kompetensi guru yang dikatakan sebagai modal dalam pengelolaan pendidikan dan pengajaran banyak macamnya. Perumusan macam-macam kompetensi guru berbeda antara para ahli pendidikan, namun intinya sama yakni kemampuan guru dalam pengelolaan pendidikan dan pengajaran.
Macam-macam kompetensi guru tersebut yakni: (Drs. Syaiful bahri Djamarah, 1994: 55-129)

Ø Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan diri individu yang terdiri dari unsur psikis dan fisik. Dalam makna yang demikian maka seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu gambaran dari kepribadian orang itu. Lebih lagi bagi seorang guru, masalah kepribadian merupakan faktor yang menentukan terhadap keberhasilannya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Seorang guru harus menampilkan kepribadian yang baik, tidak hanya ketika melaksanakan tugasnya disekolah, tetapi diluar sekolahpun guru harus menampilkan kepribadian yang baik.

Ø Penguasaan Bahan
Guru hendaknya menyadari behwa ilmu pengetahuan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran dan bahkan untuk mencapai tujuan jangka panjang yakni tujuan nasional. Hal ini berarti guru harus menguasai bahan pelajaran sebelum mengajar. Bahkan lebih jauh lagi, guru yang tidak menguasai bahan pelajaran akan menemui kesulitan mengelola interaksi belajar mengajar.

Ø Kesadaran Waktu
Seorang guru yang menyadari akan pentingnya waktu, dia tidak membiarkan waktu berlalu tanpa makna, tetapi memanfaatkan secara efektif dan efisien. Dalam proses interaksi belajar mengajar pemanfaatan waktu secara efektif dan efisien merupakan harapan semua guru. Namun itu tidaklah mudah, karena faktor lain tidak bisa diabaikan dan perlu diperhatikan dalam penyusunan strategi belajar mengajar.

Ø Penguasaan Metode
Penguasaan metode merupakan salah satu aspek yang tidak bisa diabaikan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Sebab metode mengajar adalah suatu cara untuk menyampaikan bahan pengajaran kepada anak didik selama pelajaran berlangsung dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan untuk suatu mata pelajaran. Manakala guru tidak menguasai satupun metode mengajar, maka guru akan menemui kesulitan dalam memberikan bahan pengajaran kepada anak didik.

Ø Pengelolaan Program Belajar Mengajar
Bahan pengelolaan program belajar mengajar inilah nantinya yang menentukan ke mana proses interaksi belajar mengajar akan dibawa.

Ø Pengelolaan Kelas
Dalam usaha pengelolaan kelas, guru bisa melibatkan anak didik secara langsung. Mendidik mereka bagaimana cara mengelola kelas yang baik dan benar. Kepada mereka diserahi tugas dan kewajiban untuk membersihkan ruang kelas secara bergiliran. Untuk itu guru sebaiknya mendidik mereka bagaimana cara membuat jadwal menyapu, jadwal pelajaran dan sebagainya.

Ø Penggunaan Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian media merupakan wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Guru harus bisa memilih media yang tepat berdasarkan pertimbangan yang hati-hati agar proses interaksi belajar mengajar dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Semua itu terpulang dari keterampilan guru dalam pemilihan media yang tepat dan benar.

Ø Penguasaan Landasan-landasan Kependidikan
Pendidikan kalau dilihat sebagai suatu system, maka ia tidak lain dari suatu totalitas fungsional yang terarah pada suatu susun dari rangkaian unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu kesatuan, setiap unsur tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur lainnya untuk mencapai tujuan

Ø Pengelolaan Interaksi Belajar Mengajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, interaksi antara guru dan anak didik merupakan kegiatan yang dominan. Dalam kegiatan itu, guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga mentransfer nilai-nilai kepada anak didik sebagai subyek yang belajar.
Bila guru telah memperoleh gambaran tentang anak didik sebagai subyek belajar, maka tidaklah sukar bagi guru menyajikan dan mengembangkan kegiatan interaksi belajar mengajar yang bergairah bagi anak didik. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari peranan metode dan alat-alat motifasi yang dipilih sebagai penunjang pencapaian tujuan pengajaran.

Ø Penilaian Prestasi Belajar Anak Didik

0 komentar:

Posting Komentar