Selasa, 13 Desember 2011

Kepemimpinan dan Karakteristiknya

 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Gelombang gerakan mahasiswa terkait erat dengan situasi sosial dan dinamika masyarakat yang mengitarinya Sudah barang tentu pendapat ini menempatkan posisi mahasiswa dalam horison yang strategis, hal ini bisa dimaklumi karena mahasiswa ditengah komunitas pemuda merupakan kelompok elit dengan beberapa kelebihan sebagai berikut : Pertama, mahasiswa merupakan insan terdidik yang relatif lama berproses dalam dunia pendidikan. Kedua, dalam dunia kampus mahasiswa berproses dengan lingkungan yang lebih heterogen dan dinamis. Ketiga, mahasiswa merupakan kelompok pemuda yang lebih berpeluang dalam memperoleh kesempatan untuk menempati bidang-bidang keahlian / profesi yang ada. Keempat, dalam alih kepemimpinan, generasi mahasiswa menempati posisi yang strategis.
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan.
Kita semua mempunyai kapasitas menjadi seorang pemimpin, namun untuk menjadi seorang pemimpin itu tidak gampang  karena seorang pemimpin yang baik itu tidak dilahirkan tetapi dibentuk oleh proses demi proses, melalui tahapan dan ujian tertentu, pemimpin yang baik harus selalu belajar dan bertumbuh untuk mencapai makna kehidupan pribadi dan untuk mencapai misi dan tujuan organisasi. Karakter sejati seorang pemimpin yaitu dia harus mempunyai keprofesionalan dan visi yang jelas dan dibagikan kepada para pengikutnya.
1.2 Rumusan masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan, ada permasalahan yang didapatkan. Permasalahan tersebut diantaranya:
1.    Apa yang  dimaksud dengan kepemimpinan dan karakteristiknya
2.    Apa saja permasalahan yang ada dalam kepemimpinan mahasiswa sebagai iron stock penerus bangsa
3.    Bagaimana membentuk kepemimpinan, indicator profesionalitas dan visi yang jelas


1.3 Tujuan penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1.    Untuk memenuhi persyaratan mengikuti pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat dasar
2.    Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik dari kepemimpinan
3.    Untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam kepemimpinan mahasiswa sebagai iron stock penerus bangsa
4.    Agar mengetahui bagaimana membentuk kepemimpinan, indicator profesionalitas dan visi yang jelas



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kepemimpinan dan karakteristiknya

Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan diterjemahkan ke dalam istilah: sifat-sifat, perilaku pribadi, pengaruh terhadap orang lain, pola-pola interaksi, hubungan kerja sama antarperan, kedudukan dari satu jabatan administratif, dan persepsi dari lain-lain tentang legitimasi pengaruh.
Kepemimpinan adalah serangkaian upaya dari pemimpin dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya dapat bekerja dengan baik, bersemangat tinggi, dan mempunyai disiplin serta tanggung jawab yang tinggi pula terhadap atasan. Indikatornya adalah (1) kejelasan pimpinan dalam memberi perintah; (2) pandai membaca situasi dan peka terhadap saran dan masukan; (3) pemberian penghargaan, teguran maupun ujian; (4) tinggi rendahnya tingkat kreativitas pimpinan dalam menciptakan suasana lingkungan kerja yang baik; (5) menciptakan disiplin diri dan disiplin kelompok; dan (6) kesediaan pihak atas dalam memberikan bimbingan, pengarahan, maupun contoh-contoh kepada bawahan. dalam praktek kepemimpinan berarti adanya suatu tim yang bekerja bersama-sama, untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Oleh karena itu tidak ada pemimpin tanpa adanya pengikut atau tim yang dipimpin dengan sasaran yang jelas kepemimpinan akan muncul jika ada sasaran yang hendak dicapai oleh sekelompok orang.
Kepemimpinan tampaknya lebih merupakan konsep yang berdasarkan pengalaman. Para ahli mendefinisikannya berbeda-beda sesuai pandangan mereka masing-masing, diantaranya:[1]
Ø Tead melihat kepemimpinan sebagai perpaduan dari berbagai sifat yang memungkinkan individu mempengaruhi orang lain untuk mengerjakan beberapa tugas tertentu.
Ø Munson mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar.
Ø Hemphill menyatakan bahwa kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai tingkah laku seorang individu yang mengarahkan aktivitas kelompok.
Ø Stuart mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan yang memberi kesan tentang keinginan pemimpin, sehingga dapat menimbulkan kepatuhan, rasa hormat, loyalitas, dan kerja sama.
Ø Philips menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pembebanan, pemeliharaan, dan pengarahan dari kesatuan moral untuk mencapai tujuan akhir.
Dari definisi yang berbeda-beda tersebut mengandung kesamaan asumsi yang bersifat umum, seperti:[2]
a.    Didalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih;
b.    Didalam melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang sengaja digunakan oleh pemimpin terhadap para bawahan.
Kepemimpinan mempunyai karakteristik sebagai berikut, yaitu:
a. sifat umum dari kepemimpinan
Pekerjaan tidak mempunyai monopoli terhadap kepemimpinan, pemimpin tidak didapatkan dalam industri dan pemerintahan saja, tetapi pada setiap fase  dari kehidupan manusia. Kemajuan dan sukses tergantung pada kualitas dan efektifitas suatu kepemimpinan.
b. unsur-unsur kepemimpinan
Kepemimpinan  termasuk pengertian, analisis, memerintah, dan mengawasi sifat-sifat manusia. Kepemimpinan yang sukses adalah kemauan memimpin, bersama-sama dengan karakter yang mengilhami kepercayaan. Ada bebrapa karakteristik yang mungkin dapat membantu pengembangan kepemimpinan. Akan tetapi beberapa orang yang mempunyai kemauan kualitas kepemimpinan, tidak termasuk deretan pemimpin besar. Secara langsung, beberapa orang pada permulaan tidak efisien dalam beberapa kualitas kepemimpinan, mungkin mendapatkan sukses dengan nilai yang tinggi.
c. Kepemimpinan yang autorier dan lengkap
Pemimpin yang autorier dikenal dari kekuasaan atau penggunaan kekuasaannya yang dogmatik atau arbitrasi. Pemimpin yang lengkap membawa faktor bagian manusia dengan segala kerumitannya dalam memutuskan. Ia mendasarkan kemampuannya didalam kepemimpinan kepada contoh dan kemampuannya.
d. Kelengkapan dari kepemimpinan
Efektifitas seorang pemimpin tergantung pada semua hal yang dilakukannya yang menyebabkan kekuatan ikatan antara dia dan bawahannya.
e. Hubungan antara kepemimpinan, komando, dan ketatalaksanaan
Unsur kepemimpinan yang efektif harus ada perintah untuk komando (dengan otoritasnya) dan ketatalaksanaan (dengan perencanaan dan kerja sama) untuk mencapai hasil yang maksimal. Penggunaan prinsip dan teknik kepemimpinan yang tepat untuk komando dan ketatalaksanaan akan meberikan kekuatan yang diperlukan dan pengaruh yang menyebabkan kelompok mempergunakan untuk menuju dan mencapai hasil.
Seorang pemimpin harus mempunyai hati yang melayani, pemimpin yang melayani dimulai dari diri kita. Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam dan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya.
Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Mau mendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yang dipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapat mengendalikan ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentingan public atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang dihadapi menjadi begitu berat, selalu dalam keadaan tenang, penuh pengendalian diri, dan tidak mudah emosi.


2.2 Permasalahan yang ada dalam kepemimpinan mahasiswa sebagai iron stock penerus bangsa
Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Historiograpi Indonesia menyatakan bahwa mahasiswa adalah golongan yang paling berpengaruh sejak awal abad XX dan mendapat kedudukan terhormat, mahasiswa adalah pemuda-pemuda bangsa yang sedang berproses menjadi intelektual penentu kehidupan dimasa yang akan datang, banyak sekali perubahan yang terjadi sebagai akibat kegiatan dan tindakan mereka sekalipun dalam sejarah indonesia mahasiswa adalah golongan yang baru.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat.
Oleh karena itu mahasiswa mempunyai berbagai peran dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, diantaranya adalah mahasiswa sebagai iron stock. Mahasiswa dapat menjadi iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Dalam konsep Islam sendiri, peran pemuda sebagai generasi pengganti tersirat dalam Al-Maidah:54, yaitu pemuda sebagai pengganti generasi yang sudah rusak dan memiliki karakter mencintai dan dicintai, lemah lembut kepada orang yang beriman, dan bersikap keras terhadap kaum kafir. Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, dari zaman nabi, kolonialisme, hingga reformasi, pemudalah yang menjadi garda depan perubah kondisi bangsa.
Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan dapat menjadi generasi penerus bangsa yang sesuai dengan perannya. Namun nampaknya pada saat ini masih banyak mahasiswa yang belum sadar akan perannya itu. Masih banyak mahasiswa yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri tanpa memikirkan kepentingan bangsa ini.
Saat ini lebih dominan beredar dimahasiswa Indonesia sebagai insan akademik adalah lulus dengan cepat dan dapat langsung bekerja. Sehingga yang sering terjadi adalah penanggalan peran penting mahasiswa sebagai pengabdi masyarakat, seperti yang dituangkan dalam tridharma perguruan tinggi. Paradigma ini tidak terlepas dari kondisi ekonomi dan pendidikan Indonesia yang sedang terpuruk.
Orientasi mahasiswa saat ini lebih pragmatis ketimbang idealis ditambah lagi budaya individualis yang terus mengakar dan merasuk dalam kepribadiannya. Mereka masih berpikir bagaimana cara yang instan untuk mendapatkan nilai yang baik, akhirnya jalan-jalan yang culaspun dihalalkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal bagi kepentingan pribadi. Inilah bibit-bibit dari korupsi.
Peran mahasiswa sebagai pemimpin strategis masa kini dan masa depan salah satu inti dari pemimpin adalah pengaruh. Mahasiswa yang memiliki status yang elegan dalam struktur masyarakat memiliki pengaruh yang sangat strategis. Selain itu mahasiswa merupakan pengabdi masyarakat yang diamanahkan sebagai Pembina bangsa melalui aplikasi ilmu yang bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Untuk memahami perkembangan kehidupan ideologi mahasiswa, yang harus diperhatiakan adalah arus perubahan dan pergeseran fokus peranan mahasiswa dari tahapan proses yang satu kepada proses lainnya. Perubahan intensitas aktifitas ideologi mahasiswa dipergunakan sebagai petunjuk untuk memahami pergeseran fokus peranan tersebut. Masalah-masalah mahasiswa yang seharusnya menjadi iron stock penerus bangsa inilah yang juga menyebabkan bergesernya fokus peranan mahasiswa tersebut.
Keberhasilan kepemimpinan seseorang berhubungan dengan konsep seseorang itu tentang kepemimpinan, disebabkan karena perkembangan peradaban tiap-tiap orang dalam menggumuli masalah-masalah tertentu belum tentu sama.
Dua masalah penting yang menumbuhkan konsep-konsep kepemimpinan ialah:[3]
a.         Hubungan antara individu dan masyarakat
b.         Hubungan antara kebebasan dan kekuasaan
Dalam hal ini perlu kesadaran dari mahasiswa itu sendiri dan lingkungan sekitarnya untuk mendukung agar mahasiswa tersebut dapat menempati perannya sebagai mana mestinya. Guna menciptakan bangsa Indonesia yang lebih baik dimasa yang akan datang dengan mempunyai pemimpin-pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sesungguhnya.

2.3 Membentuk kepemimpinan, indicator profesionalitas dan visi yang jelas
Bangsa kita sedang menghadapi krisis kepemimpinan. Elit politik sedang bertarung, sepertinya berebut kekuasaan. Kalau kita amati apa yang sedang terjadi, kita menjadi prihatin, karena yang paling banyak dimuat di surat kabar dan media massa lainnya adalah siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan nasional.
Sekarang ini dan ke depan memang Indonesia memerlukan pemimpin dan kepemimpinan yang kuat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa. Pemimpin yang kuat, menurut Konvensi Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL), adalah pemimpin yang paling rendah resistensinya dalam masyarakat. Pemimpin yang kuat berarti juga memiliki konsistensi satya wacana: satunya kata dengan perbuatan tegas dan tidak ambivalen sebagai wujud kontrak sosial dengan rakyat.
Sesungguhnya rakyat menginginkan pemimpin yang tegas, berani karena benar, benar karena menurut hukum. Rakyat tidak butuh pameran kelicinan berdebat, atau kepiawaian mencipta lagu dan puisi, tetapi yang dibutuhkan rakyat, buah dari keintelektualan mereka adalah kualitas perbuatan nyata. Tidak terlalu peduli tentang IQ, yang penting berani bertindak tegas sesuai kontrak sosial, jujur, tanpa pamrih, mengutamakan kepentingan bersama, jauh dari aji mumpung, berani tidak populer demi keselamatan dan kesejahteraan rakyat.
Rakyat tidak menginginkan pemimpin yang hanya peduli pada golongan sendiri, daerah sendiri, kerabat sendiri, pemimpin yang egoistik. Atau pemimpin mabuk kuasa, yang takut kehilangan kursi. Para pemimpin ini berdiri tegak di depan dengan panji-panjinya, dan di belakang, ribuan massa pendukungnya.
Pemimpin yang diinginkan adalah yang kuat karakternya, yang tidak ambivalen dan tidak ragu untuk membenarkan dan menyalahkan. Pemimpin yang tidak melihat batas-batas golongan dan kepentingan. Pemimpin yang berkuasa tetapi tidak menguasai. Kaya tetapi tidak memiliki. Cerdas tetapi menyembunyikan kecerdasannya. Jujur tetapi rendah hati. Berbicara melalui kerja. Termasyhur tetapi berlaku biasa. Berprinsip tetapi terbuka. Menghukum dengan menangis. Berdoa bukan untuk dirinya.
Seorang pemimpin wajib mengedepankan keteladanan dengan menjalankan leadership by example. Daya keteladanan merupakan kriteria pokok menjadi pemimpin nasional atau bagian dari kepemimpinan nasional. Agar dapat menjadi Pemimpin- Peneladan, seseorang harus memiliki integritas dan komitmen yang kuat untuk memimpin secara benar, jujur dan arif.
Pendidikan tinggi bertujuan untuk menjadikan para lulusannya menjadi role model bagi lingkungan sekitarnya. Demi mewujudkan cita-cita menjadi seorang role model bagi sekitarnya dibutuhkan sebuah persiapan yang matang dan dukungan dari pihak-pihak lain. Segala sesuatu yang harus dipersiapkan untuk meraih cita-cita dapat dimulai dari usia muda. Dengan matangnya persiapan yang dilakukan, maka semakin siap seorang individu dalam meraih cita-citanya untuk menjadi seorang pemimpin yang bijaksana dan dapat mengarahkan lingkungannya menuju kebaikan.
Indikator kepemimpinan masa depan :
a. Pemimpin memerlukan kemampuan berpikir secara fleksibel terhadap organisasi, melihat organisasi dari berbagai sudut pandang, menyesuaikan gaya kepemimpinan agar cocok dengan isu-isu yang sedang tumbuh.
b. Pemimpin perlu bertanggung jawab terhadap nilai. Pemimpin perlu mengolah  gaya yang sesuai dengan kepribadiannya, perlu mengembangkan kecakapan untuk melihat organisasi sebagai bentuk-bentuk organisasi, dengan : kebutuhan, peran, kewibawaan dan simbol-simbol yang becampur untuk membantu arah dan membentuk perilaku.
c.   Pemimpin masa depan harus diperkenalkan dengan konsep :
      - kecakapan untuk melihat organisasi melalui beberapa pandangan berbeda-beda
      - Fleksibel dalam pemikiran
      - Menganjurkan fleksibel dalam tindakan
- Kecapan memainkan peran yang perlu di dalam situasi, tanpa mengorbankan nilai dasar.
Sebagai seorang pemimpin masa depan, mahasiswa harus menjadi pemimpin yang professional. Kepemimpinan Profesional yang unggul harus memiliki tiga serangkaian kepemimpinan, yaitu Visi, Nilai, dan Berani mengambil keputusan. Sebagai pemimpin, tuntutan pertama yang harus dimilikinya adalah ia harus punya visi ke mana akan dibawa dan selanjutnya bagaimana strategi serta implementasinya. Seorang pemimpin harus profesional, ia tidak boleh mementingkan dirinya sendiri tapi ia harus lebih mementingkan kepentingan bersama.
Karakter sejati seorang pemimpin yaitu dia harus mempunyai visi yang jelas dan dibagikan kepada para pengikutnya. Tugas utama seorang pemimpin adalah menggerakan organisasi menuju sebuah tujuan di masa depan, oleh karena itu kepemimpinan harus diawali dengan sebuah visi yang jelas. Tanpa Visi, seorang pemimpin bagaikan seorang kapten kapal yang tidak memiliki arah dan tujuan. Kapal yang dia bawa akan terombang ambing oleh ombak dan gelombang. Oleh karena itu, sebagai seorang pemimpin perlu memahami apakah visi itu serta bagaimana menggali dan mengimplementasikannya dalam bentuk nyata.
Visi berasal dari bahasa latin visum ( melihat ), jadi visi berarti imajinasi, perencanaan, sesuatu yang harus diselesaikan di masa depan. Dengan kata lain visi dibutuhkan untuk memungkinkan kita menatap kedepan ( future ). Visi sebaiknya sederhana, mudah dicerna dan dimengerti, realistis, menarik dan yang paling penting mampu dilaksanakan serta mampu memotivasi seluruh stake holder ( semua pihak yang terlibat dengan organisasi ) dengan menyatukan visi seperti itu, organisasi dapat manfaatkan visi dalam banyak hal, seperti:
1. Menyatukan pandangan semua individu.
2. Kejelasan arah, sasaran dan fokus
3. Memotivasi semua sumber daya manusia
4. Kejelasan apa yang boleh dan tidak dikerjakan.
5. Menciptakan kepercayaan pada organisasi
6. Melakukan antisipasi kedepan untuk mengurangi kesalahan
Visi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ingin dicapai secara ideal dari seluruh aktivitas. Visi juga dapat diartikan sebagai gambaran mental tentang sesuatu yang ingin dicapai di masa depan. Visi adalah cita-cita. Visi adalah wawasan ke dapan yang ingin dicapai dalam kurun waktu tertentu. Visi bersifat kearifan intuitif yang menyentuh hati dan menggerakkan jiwa untuk berbuat.
Salah satu disiplin yang harus dilakukan dalam rangkan learning organization  ungkap Senge adalah membangun visi bersama, shared vision, yakni harapan bersama tentang masa depan yang ingin dicapai organisasi. Sebuah visi benar-benar merupakan visi bersama apabila setiap orang memiliki gambaran yang sama dan setiap orang merasa memiliki komitmen untuk mencapainya.
. Visi merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.
Visi mencerminkan kedalaman dan keluasan pemahaman yang memungkinkan untuk mendeteksi dan membentangkan pola-pola dan kecenderungan-kecenderungan di masa depan yang membimbing pemimpin untuk membawa memasuki masa depan. Tanpa visi, maka manusia akan lenyap.
Peran pemimpin sangat menentukan dalam keberhasilan mencapai suatu visi. Oleh karena itu pemimpin harus menghayati visi tersebut dan mampu memotivasi para karyawan untuk bersama - sama menerima dan melaksanakan. Jika seorang pemimpin tidak bias melaksanakan visi organisasi, pengikut bisa dianggap sebagai seorang penjaga saja.
Salah satu tugas seorang pemimpin adalah mewujudkan visi bersama menjadi sebuah rencana aksi dengan membangun, merencanakan, serta menetapkan sasaran yang jelas bagi timnya. Sasaran tersebut harus terukur baik dari demensi kuantitatif, kualitatif maupun dari demensi waktu. Seringkali seorang pemimpin tidak pernah secara serius memikirkan dan merencanakan bagaimana menyusun dan menetapkan, dan mencapai sasaran tersebut. Tanpa penetapan dan perencanaan terhadap sasaran tersebut pemimpin tidak akan pernah dapat membangun momentum yang diperlukan untuk mencapai sasaran tersebut.
Demikian juga pada sebuah tim, jika tim dapat menetapkan, merencanakan, serta menuliskan sasaran - sasaran yang hendak dicapai, tim akan meraih kesusksesan dan berada pada barisan terdepan bidangnya. Masalahnya adalah kebanyakan pemimpin tidak mengetahui cara menetapkan dan merencanakan sasaran untuk timnya. Seorang pemimpin perlu memiliki keterampilan untuk menetapkan sasaran timnya. Sebuah tim harus mempunyai gambaran masa depan yang mau dicapai organisasi. Visi itu kemudian dijabarkan kedalam sasaran - sasaran, dengan jangka waktu pencapaian tertentu. Berdasarkan ini seluruh anggota tim dapat bekerja dengan arah dan sasaran yang jelas. Seorang pemimpin tim perlu meluangkan waktu membuat daftar yang hal - hal yang akan dikerjakan dalam kurun waktu tertentu. Setelah itu merumuskan impian - impian dalam sebuah kalimat afirmasi atau motto.
Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar, serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bisa bertahan sampai beberapa generasi. Visi tersebut dapat mengikat seluruh anggotanya, juga mampu menjadi sumber inspirasi dalam menjalankan tugas mereka. Oleh karena itu, visi bersama juga berfungsi membangkitkan dan mengarahkan.
Visi bukan merupakan sekadar rumusan kata-kata indah yang puitis dan enak didengar. Visi juga bukan sekadar hasil olah pengetahuan. meski ia mencakup hal itu. Visi tidak mungkin diperoleh dari pelatihan sebab pada hakikatnya visi bukan keterampilan. Visi harus berangkat dari hati, perenungan, dan proses pembelajaran  yang kemudian diberi "bingkai" oleh akal budi dan kemudian direalisasikan lewat tindakan nyata.
Para pemimpin haruslah mempunyai kepemimpinan yang visioner, yaitu pola kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu dilakukan bersama-sama oleh para anggota perusahaan dengan cara memberi arahan dan makna pada kerja dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas.

Barbara Brown mengajukan 10 kompetensi yang harus dimiliki oleh pemimpin visioner, yaitu:

1.    Visualizing.  Pemimpin visioner mempunyai gambaran yang jelas tentang apa yang hendak dicapai dan mempunyai gambaran yang jelas kapan hal itu akan dapat dicapai.
2.    Futuristic Thinking. Pemimpin visioner tidak hanya memikirkan di mana posisi bisnis pada saat ini, tetapi lebih memikirkan di mana posisi yang diinginkan pada masa yang akan datang.
3.    Showing Foresight. Pemimpin visioner adalah perencana yang dapat memperkirakan masa depan..
4.    Proactive Planning. Pemimpin visioner menetapkan sasaran dan strategi yang spesifik untuk mencapai sasaran tersebut. Pemimpin visioner mampu mengantisipasi atau mempertimbangkan rintangan potensial dan mengembangkan rencana darurat untuk menanggulangi rintangan itu
5.    Creative Thinking. Dalam menghadapi tantangan pemimpin visioner berusaha mencari alternatif jalan keluar yang baru dengan memperhatikan isu, peluang dan masalah.
6.    Taking Risks.  Pemimpin visioner berani mengambil resiko, dan menganggap kegagalan sebagai peluang bukan kemunduran.
7.    Process alignment. Pemimpin visioner mengetahui bagaimana cara menghubungkan sasaran dirinya dengan sasaran organisasi. Ia dapat dengan segera menselaraskan tugas dan pekerjaan setiap departemen pada seluruh organisasi.
8.    Coalition building. Pemimpin visioner menyadari bahwa dalam rangka mencapai sasara dirinya, dia harus menciptakan hubungan yang harmonis baik ke dalam maupun ke luar organisasi. Dia aktif mencari peluang untuk bekerjasama dengan berbagai macam individu, departemen dan  golongan tertentu.
9.    Continuous Learning. Pemimpin visioner harus mampu dengan teratur mengambil bagian dalam pelatihan dan berbagai jenis pengembanganlainnya, baik di dalam maupun di luar organisasi. Pemimpin visioner mampu menguji setiap interaksi, negatif atau positif, sehingga mampu mempelajari situasi.
10.    Embracing Change. Pemimpin visioner mengetahui bahwa perubahan adalah suatu bagian yang penting bagi pertumbuhan dan pengembangan. Ketika ditemukan perubahan yang tidak diinginkan atau  tidak diantisipasi, pemimpin visioner dengan aktif menyelidiki jalan yang dapat memberikan manfaat pada perubahan tersebut.
Oleh karena itu, visi yang jelas sangat diperlukan oleh seorang pemimpin dalam kepemimpinannya agar dapat mencapai tujuan bersama.



BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Yang dimaksud dengan kepemimpinan adalah serangkaian upaya dari pemimpin dalam mempengaruhi dan menggerakkan bawahannya sedemikian rupa sehingga para bawahannya dapat bekerja dengan baik, bersemangat tinggi, dan mempunyai disiplin serta tanggung jawab yang tinggi pula terhadap atasan. Pemimpin yang baik mempunyai berbagai karakteristik dalam kepemimpinannya.
Sebagai insan terpelajar, mahasiswa berperan penting dalam kepemimpinan bangsa ini dimasa depan. Mahasiswa berperan sebagai iron stock penerus bangsa. Namun mahasiswa sekarang nampaknya masih kurang menyadari akan perannya ini sehingga banyak masalah-masalah yang terjadi. Mahasiswa sekarang banyak yang lebih mementingkan kepentingannya dibanding kepentingan bangsa ini.
Dalam kepemimpinannya, mahasiswa diharapkan menjadi seorang pemimpin yang profesional dan mempunyai visi yang jelas agar kepemimpinannya baik.
Oleh karena itu perlu kesadaran dari mahasiswa itu sendiri dan lingkungan sekitarnya untuk mendukung agar mahasiswa tersebut dapat menempati perannya sebagai mana mestinya. Guna menciptakan bangsa Indonesia yang lebih baik dimasa yang akan datang dengan mempunyai pemimpin-pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang sesungguhnya.



DAFTAR PUSTAKA

Mar’at. 1982. Pemimpin dan Kepemimpinan. Bandung: Ghalia Indonesia.
Soemanto, Wasty dan Hendyat Soetopo. Kepemimpinan dalam pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Wahjosumidjo. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


[1] Prof. DR. Mar’at. Pemimpin dan Kepemimpinan (Bandung: Ghalia Indonesia, 1982) h.8-13
[2] Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003) h. 17
[3] Drs. Wasty Soemanto dan Drs. Hendyat Soetopo. Kepemimpinan dalam pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982) h.12

0 komentar:

Posting Komentar